Selasa, 10 September 2013

PLKJ - Kebakaran

1.   Kebakaran
Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan.
- Hal-hal yang perlu diketahui untuk mencegah kebakaran :
§  Sifat-sifat dan bahan-bahan yang dapat terbakar dan meledak
§  Proses terjadinya kebakaran dan peledakan
§  Tata cara penanganan dalam upaya mengurangi kemungkinanterjadinya bahaya kebakaran dan peledakan
-  Penyebab kebakaran :
§  Faktor manusia
-Pekerja
human error, kurangnya disiplin, dsb
-Pengelola
minimnya pengawasan, rendahnya perhatian terhadap keselamatan kerja, dsb
§  Faktor teknis
-Fisik/mekanis (peningkatan suhu/panas atau adanya api terbuka)
-Kimia (penanganan, pengangkutan, penyimpanan tidak sesuai petunjuk yang ada)
-Listrik (hubungan arus pendek/korsleting)
§  Faktor alam dan bencana alam
Petir , Gunung meletus, Gempa bumi, dsb

- Dampak kebakaran :
Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain:
§  Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon.
Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan.
§  Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu yang singkat.
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.
§  Nyala/Flame
Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya berkilauan
§  Gas Beracun
Gas beracun antara lain:
1.       Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm
2.       Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis
3.       Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm
4.       Ammonia (MH3) >NAB 25ppm
5.       Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm
6.       Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm
7.       Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dll
8.       Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida, nitrogen eksida, dll
9.       Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap tebal
10.   Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia.
11.   Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan hidrogen sianida
12.   Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon dioksida, axcolin, dan asap tebal

-  Teori cara pemadaman :
1.       Pemadaman dengan cara pendinginan (cooling)
2.       Pemadaman dengan cara mengurangi oksigen (smothering)
3.       Pengambilan/pemindahan bahan bakar (starvation)
4.       Pemutusan rantai reaksi api (break chain reaction)
5.       Melemahkan (dillution)
Alat yang digunakan untuk memadamkan api antara lain:
1.       Alat pemadam api ringan
2.       Sprinkler System
3.       Hydrant System
Mobil PMK

by ; ghassani 9H

PLKJ - Banjir

1.   Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.

- Jenis dan Penyebab banjir :
Sungai

·         Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsores, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
·         Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungantanah longsor, atau gletser.
Muara
·         Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badaiakibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
Pantai
·         Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai akibatsiklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
Malapetaka
·         Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain sepertigempa bumi dan letusan gunung berapi).
Manusia
·         Kerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.
Lumpur
·         Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.

- Dampak banjir :
Dampak primer

·         Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanahjalan raya, dan kanal.
Dampak sekunder
·         Persediaan air – Kontaminasi airAir minum bersih mulai langka.
·         Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
·         Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
·         Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.[5]
·         Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dampak tersier/jangka panjang
·         Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.

- Banjir terbesar di Jakarta ;
 
Banjir yang sangat besar yang terjadi di kota Jakarta terjadi pada tahun 2007, saat itu curah hujan yang sangat tinggi terjadi di berbagai kawasan DKI Jakarta. Hujan besar terjadi dari tanggal 1 febuari sampai keesokan harinya 2 febuari dan di tambah lagi dengan mampetnya saluran-saluran air di berbagai kawasan di Jakarta.
Banjir pada tahun 2007 lebih banyak memakan korban, di bandingkan banjir besar yang melanda kota Jakarta pada tahun 2002 dan 1996. Bukan hanya nyawa yang banyak terambil tapi banjir pada tahun 2007 juga banyak memakan kerugian karena mematikan banyak peputaran bisnis di kota Jakarta.
Banjir ini juga banyak menimbulkan penyakit, hampir semua warga Jakarta mengalami atau menderita penyakit infeksi saluran pernafasan, penyakit kulit , dan diare setelah paska banjir.
Setelah pasca banjir tahun itu, aktifitas di kota Jakarta tidak langsung puli kembali. Tetapi masih ada gangguan-gangguan yang menyebabkan warga Jakarta tidak dapat menjalankan aktifitasnya karena rusaknya berbagai fasilitas umum terutama jalan-jalan besar di jakarta tidak berfungsi dengan baik.
Tidak sampai di situ saja setelah kota Jakarta hampir sepekan tergenang air dan baru saja kering banjir susulan pun datang. Seluruh kawasan Jakarta yang baru saja kering terendam banjir kembali dan banjir susulan ini lebih luas menggenangi kota Jakarta.
Banjir susulan yang terjadi pada tahun itu tidak sampai sepekan. Setelah banjir susulan surut dan cuaca di Jakarta stabil kembali, semua warga Jakarta dapan menjalani lgi aktifitasnya.
- Penanggulangan banjir  di Jakarta :
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan dana Rp 2,3 triliun untuk normalisasi tiga sungai yaitu Pesanggrahan, Angke dan Sunter. Penanganan ini merupakan kerjasama Kementerian PU dengan Pemprov DKI. Kementerian PU menangani aspek teknis untuk konstruksinya dan Pemprov DKI untuk masalah pembebasan lahan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Moch. Hasan, dalam temu wartawan di Jakarta (040412). Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWS Cilcis), Imam Santoso dan Direktur Penatagunaan Sumber Daya Air, Arie Setiadi.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Mohamad Hasan mengatakan penanganan tersebut sudah mulai dikerjakan sejak tahun lalu hingga 2014, dengan alokasi untuk tahun ini sebesar Rp 600 miliar.
Moch. Hasan mengatakan bahwa dengan telah beroperasinya Kanal Banjir Timur (KBT) sejak akhir tahun lalu, jumlah titik banjir di ibukota telah berkurang dari 78 titik menjadi 62 titik. Penanganan banjir di Jakarta sendiri, tidak hanya melalui normalisasi tiga sungai sebelumnya, namun ada pula penanganan Jakarta Emergency Dredging Initiave (JEDI) dengan dana pinjaman Bank Dunia sebesar Rp 1,2 triliun.
Imam menambahkan bahwa setelah normalisasi, kapasitas debit air ketiga sungai tersebut akan meningkat hingga empat kali lipat dari debitnya pada saat ini. Imam menambahkan, dana Rp 600 miliar pada tahun ini akan digunakan antara lain untuk normalisasi Sungai Pesanggrahan sepanjang 8 Kilometer (KM) dan Sungai Angke sepanjang 6 KM.
”Normalisasi baru dilakukan sepanjang itu, karena memang tanah yang sudah dibebaskan DKI ya segitu, jadi kita lakukan sepanjang tanah yang siap,” jelas Kepala BBWS Cilicis.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) SDA, dalam durasi empat tahun panjang Sungai Pesanggrahan yang akan dinormalisasi sepanjang 26,7 KM dengan melebarkan sungai dari 10-15 meter pada saat ini menjadi 30-40 meter setelah dinormalisasi. Debit air pada sungai tersebut juga akan meningkat dari 30 meter kubik (m3/detik)per detik menjadi 220,3 m3/detik.
Normalisasi Sungai Angke dilakukan sepanjang 20 KM, dengan melebarkan dari 10-15 meter menjadi 27-30 meter pada akhir 2014. Kapasitas debit air juga akan meningkat dari 16 m3/detik menjadi 200 m3/detik. Sementara normalisasi Sungai Sunter dikerjakan sepanjang 18,7 KM dengan meningkatkan kapasitas debit air dari 11-28 m3/detik menjadi 120-148 m3/detik.
Selain itu Kementerian PU juga akan menormalisasi Kali Ciliwung Lama serta menambah masing-masing satu pintu air di Manggarai dan Karet. Nantinya dengan adanya penambahan pintu air, kapasitas aliran air di pintu air Manggarai akan meningkat dari 330 m3/detik menjadi 507 m3/detik, sedangkan di pintu air Karet meningkat dari 500 m3/detik menjadi 743 m3/detik.
Untuk penanganan tanggap darurat banjir, Kementerian PU juga telah menyiapkan diantaranya 12 perahu karet 5,850 bronjong, 26.000 karung plastik dan juga 18 pompa air mobile. Selain itu, juga dioperasikan sistem peringatan dini berdasarkan pantauan di tiga pintu air yaitu di Katulampa (Bogor), Depok dan Manggarai.

Dirjen SDA mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat terkait pencegahan dan penanganan banjir di Jakarta. Salah hal yang dapat dilakukan yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan pada sungai. Menurut Hasan, setiap harinya di pintu air Manggarai saja diangkut sampah sebanyak 50 ton.

by : ghassani 9H