1.
Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran
air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di
suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
- Jenis dan Penyebab banjir :
Sungai
·
Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat
melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan
dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju.
Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es,
atau puing-puing dapat
mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
·
Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu
yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.
Muara
·
Biasanya
diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badaiakibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
Pantai
·
Diakibatkan
badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai akibatsiklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
Malapetaka
·
Diakibatkan
oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain sepertigempa bumi dan letusan gunung berapi).
Manusia
·
Kerusakan
tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.
Lumpur
·
Banjir lumpur terjadi
melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari
endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai.
Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir
lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang
diakibatkan pergerakan massal.
- Dampak banjir :
Dampak
primer
·
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur,
termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
Dampak
sekunder
·
Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani
disebabkan oleh kegagalan panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung
kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
·
Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit
mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dampak
tersier/jangka panjang
·
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah
wisatawan, biaya pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong
kenaikan harga, dll.
- Banjir terbesar di Jakarta ;
Banjir
yang sangat besar yang terjadi di kota Jakarta terjadi pada tahun 2007, saat
itu curah hujan yang sangat tinggi terjadi di berbagai kawasan DKI Jakarta.
Hujan besar terjadi dari tanggal 1 febuari sampai keesokan harinya 2 febuari
dan di tambah lagi dengan mampetnya saluran-saluran air di berbagai kawasan di
Jakarta.
Banjir pada tahun 2007 lebih banyak memakan korban, di bandingkan banjir besar yang melanda kota Jakarta pada tahun 2002 dan 1996. Bukan hanya nyawa yang banyak terambil tapi banjir pada tahun 2007 juga banyak memakan kerugian karena mematikan banyak peputaran bisnis di kota Jakarta.
Banjir ini juga banyak menimbulkan penyakit, hampir semua warga Jakarta mengalami atau menderita penyakit infeksi saluran pernafasan, penyakit kulit , dan diare setelah paska banjir.
Setelah pasca banjir tahun itu, aktifitas di kota Jakarta tidak langsung puli kembali. Tetapi masih ada gangguan-gangguan yang menyebabkan warga Jakarta tidak dapat menjalankan aktifitasnya karena rusaknya berbagai fasilitas umum terutama jalan-jalan besar di jakarta tidak berfungsi dengan baik.
Tidak sampai di situ saja setelah kota Jakarta hampir sepekan tergenang air dan baru saja kering banjir susulan pun datang. Seluruh kawasan Jakarta yang baru saja kering terendam banjir kembali dan banjir susulan ini lebih luas menggenangi kota Jakarta.
Banjir susulan yang terjadi pada tahun itu tidak sampai sepekan. Setelah banjir susulan surut dan cuaca di Jakarta stabil kembali, semua warga Jakarta dapan menjalani lgi aktifitasnya.
Banjir pada tahun 2007 lebih banyak memakan korban, di bandingkan banjir besar yang melanda kota Jakarta pada tahun 2002 dan 1996. Bukan hanya nyawa yang banyak terambil tapi banjir pada tahun 2007 juga banyak memakan kerugian karena mematikan banyak peputaran bisnis di kota Jakarta.
Banjir ini juga banyak menimbulkan penyakit, hampir semua warga Jakarta mengalami atau menderita penyakit infeksi saluran pernafasan, penyakit kulit , dan diare setelah paska banjir.
Setelah pasca banjir tahun itu, aktifitas di kota Jakarta tidak langsung puli kembali. Tetapi masih ada gangguan-gangguan yang menyebabkan warga Jakarta tidak dapat menjalankan aktifitasnya karena rusaknya berbagai fasilitas umum terutama jalan-jalan besar di jakarta tidak berfungsi dengan baik.
Tidak sampai di situ saja setelah kota Jakarta hampir sepekan tergenang air dan baru saja kering banjir susulan pun datang. Seluruh kawasan Jakarta yang baru saja kering terendam banjir kembali dan banjir susulan ini lebih luas menggenangi kota Jakarta.
Banjir susulan yang terjadi pada tahun itu tidak sampai sepekan. Setelah banjir susulan surut dan cuaca di Jakarta stabil kembali, semua warga Jakarta dapan menjalani lgi aktifitasnya.
- Penanggulangan banjir di Jakarta :
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan dana Rp 2,3 triliun untuk normalisasi tiga sungai yaitu Pesanggrahan, Angke dan Sunter. Penanganan ini merupakan kerjasama Kementerian PU dengan Pemprov DKI. Kementerian PU menangani aspek teknis untuk konstruksinya dan Pemprov DKI untuk masalah pembebasan lahan.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan dana Rp 2,3 triliun untuk normalisasi tiga sungai yaitu Pesanggrahan, Angke dan Sunter. Penanganan ini merupakan kerjasama Kementerian PU dengan Pemprov DKI. Kementerian PU menangani aspek teknis untuk konstruksinya dan Pemprov DKI untuk masalah pembebasan lahan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air,
Moch. Hasan, dalam temu wartawan di Jakarta (040412). Turut hadir dalam acara
tersebut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWS Cilcis),
Imam Santoso dan Direktur Penatagunaan Sumber Daya Air, Arie Setiadi.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Mohamad Hasan
mengatakan penanganan tersebut sudah mulai dikerjakan sejak tahun lalu hingga
2014, dengan alokasi untuk tahun ini sebesar Rp 600 miliar.
Moch. Hasan mengatakan bahwa dengan telah beroperasinya Kanal
Banjir Timur (KBT) sejak akhir tahun lalu, jumlah titik banjir di ibukota telah
berkurang dari 78 titik menjadi 62 titik. Penanganan banjir di Jakarta sendiri,
tidak hanya melalui normalisasi tiga sungai sebelumnya, namun ada pula
penanganan Jakarta Emergency Dredging Initiave (JEDI) dengan dana pinjaman Bank
Dunia sebesar Rp 1,2 triliun.
Imam menambahkan bahwa setelah normalisasi, kapasitas debit air
ketiga sungai tersebut akan meningkat hingga empat kali lipat dari debitnya
pada saat ini. Imam menambahkan, dana Rp 600 miliar pada tahun ini akan
digunakan antara lain untuk normalisasi Sungai Pesanggrahan sepanjang 8
Kilometer (KM) dan Sungai Angke sepanjang 6 KM.
”Normalisasi
baru dilakukan sepanjang itu, karena memang tanah yang sudah dibebaskan DKI ya
segitu, jadi kita lakukan sepanjang tanah yang siap,” jelas Kepala BBWS
Cilicis.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) SDA, dalam durasi
empat tahun panjang Sungai Pesanggrahan yang akan dinormalisasi sepanjang 26,7
KM dengan melebarkan sungai dari 10-15 meter pada saat ini menjadi 30-40 meter
setelah dinormalisasi. Debit air pada sungai tersebut juga akan meningkat dari
30 meter kubik (m3/detik)per detik menjadi 220,3 m3/detik.
Normalisasi Sungai Angke dilakukan sepanjang 20 KM, dengan
melebarkan dari 10-15 meter menjadi 27-30 meter pada akhir 2014. Kapasitas
debit air juga akan meningkat dari 16 m3/detik menjadi 200 m3/detik. Sementara
normalisasi Sungai Sunter dikerjakan sepanjang 18,7 KM dengan meningkatkan
kapasitas debit air dari 11-28 m3/detik menjadi 120-148 m3/detik.
Selain itu Kementerian PU juga akan menormalisasi Kali Ciliwung
Lama serta menambah masing-masing satu pintu air di Manggarai dan Karet. Nantinya
dengan adanya penambahan pintu air, kapasitas aliran air di pintu air Manggarai
akan meningkat dari 330 m3/detik menjadi 507 m3/detik, sedangkan di pintu air
Karet meningkat dari 500 m3/detik menjadi 743 m3/detik.
Untuk penanganan tanggap darurat banjir, Kementerian PU juga
telah menyiapkan diantaranya 12 perahu karet 5,850 bronjong, 26.000 karung
plastik dan juga 18 pompa air mobile. Selain itu, juga dioperasikan sistem
peringatan dini berdasarkan pantauan di tiga pintu air yaitu di Katulampa (Bogor),
Depok dan Manggarai.
Dirjen SDA mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat
terkait pencegahan dan penanganan banjir di Jakarta. Salah hal yang dapat
dilakukan yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan pada sungai. Menurut
Hasan, setiap harinya di pintu air Manggarai saja diangkut sampah sebanyak 50
ton.
by : ghassani 9H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar